Soal AKM SD Kelas 11 dan 12, Seberapa Siap Siswa Indonesia?


Soal AKM SD Kelas 11 dan 12, Seberapa Siap Siswa Indonesia?

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi dasar siswa di kelas 11 dan 12 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. AKM dirancang untuk mengukur kompetensi siswa dalam literasi membaca, literasi matematika, dan literasi sains. Hasil AKM digunakan untuk memantau kemajuan pendidikan di Indonesia dan untuk memberikan umpan balik kepada sekolah dan siswa mengenai kekuatan dan kelemahan mereka.

AKM pertama kali diselenggarakan pada tahun 2019. Pada tahun 2021, AKM kembali diselenggarakan dengan beberapa perubahan. Perubahan tersebut antara lain:

AKM hanya diselenggarakan untuk siswa kelas 11 dan 12.
Jumlah soal yang diujikan lebih sedikit.
Waktu pengerjaan soal lebih lama.

Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas AKM dan untuk mengurangi beban siswa. AKM merupakan penilaian yang penting untuk memantau kemajuan pendidikan di Indonesia. Hasil AKM dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan untuk memastikan bahwa siswa memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk memasuki dunia kerja.

soal akm sd kelas 11 dan 12

Penting untuk siswa kelas 11 dan 12.

  • Mengukur kompetensi dasar siswa.
  • Literasi membaca, matematika, sains.
  • Hasil AKM untuk memantau kemajuan pendidikan.
  • Umpan balik pada sekolah dan siswa.
  • Perubahan AKM pada tahun 2021.
  • Hanya untuk siswa kelas 11 dan 12.
  • Jumlah soal lebih sedikit.
  • Waktu pengerjaan lebih lama.

AKM penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memastikan siswa memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk melanjutkan pendidikan atau memasuki dunia kerja.

Mengukur kompetensi dasar siswa.

AKM dirancang untuk mengukur kompetensi dasar siswa dalam literasi membaca, literasi matematika, dan literasi sains. Kompetensi dasar ini penting untuk siswa karena:

  • Membantu siswa memahami dunia di sekitar mereka.

    Literasi membaca, matematika, dan sains membantu siswa memahami bagaimana dunia bekerja dan bagaimana memecahkan masalah. Misalnya, siswa yang memiliki literasi membaca yang baik dapat memahami berita dan informasi penting lainnya. Siswa yang memiliki literasi matematika yang baik dapat memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang memiliki literasi sains yang baik dapat memahami konsep-konsep sains dan bagaimana sains digunakan untuk memecahkan masalah.

  • Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan atau memasuki dunia kerja.

    Kompetensi dasar dalam literasi membaca, matematika, dan sains sangat penting untuk siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. Misalnya, siswa yang ingin kuliah harus memiliki literasi membaca yang baik untuk dapat memahami materi kuliah. Siswa yang ingin bekerja di bidang sains atau teknologi harus memiliki literasi matematika dan sains yang baik.

  • Membantu siswa menjadi warga negara yang baik.

    Kompetensi dasar dalam literasi membaca, matematika, dan sains membantu siswa menjadi warga negara yang lebih baik. Misalnya, siswa yang memiliki literasi membaca yang baik dapat memahami berita dan informasi penting tentang pemerintahan dan kebijakan publik. Siswa yang memiliki literasi matematika yang baik dapat memahami anggaran pemerintah dan bagaimana pajak digunakan. Siswa yang memiliki literasi sains yang baik dapat memahami isu-isu lingkungan dan kesehatan.

  • Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.

    AKM dirancang untuk mengukur keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa. Keterampilan ini penting untuk siswa karena membantu mereka menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang tepat.

Dengan mengukur kompetensi dasar siswa, AKM dapat membantu siswa, sekolah, dan pemerintah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan memastikan bahwa siswa memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk melanjutkan pendidikan atau memasuki dunia kerja.

Literasi membaca, matematika, sains.

Literasi membaca, matematika, dan sains adalah tiga kompetensi dasar yang diukur oleh AKM. Ketiga kompetensi ini penting untuk siswa karena:

Literasi membaca membantu siswa memahami dunia di sekitar mereka. Siswa yang memiliki literasi membaca yang baik dapat memahami berita dan informasi penting lainnya. Mereka juga dapat memahami instruksi dan petunjuk. Literasi membaca juga penting untuk siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja.

Literasi matematika membantu siswa memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang memiliki literasi matematika yang baik dapat memahami konsep-konsep matematika dasar dan menggunakannya untuk memecahkan masalah. Misalnya, mereka dapat menghitung uang kembalian saat berbelanja atau menghitung jarak tempuh saat bepergian.

Literasi sains membantu siswa memahami konsep-konsep sains dan bagaimana sains digunakan untuk memecahkan masalah. Siswa yang memiliki literasi sains yang baik dapat memahami bagaimana dunia bekerja dan bagaimana manusia mempengaruhi lingkungan. Mereka juga dapat memahami isu-isu lingkungan dan kesehatan.

AKM dirancang untuk mengukur kompetensi siswa dalam literasi membaca, matematika, dan sains. Hasil AKM dapat digunakan untuk memantau kemajuan pendidikan di Indonesia dan untuk memberikan umpan balik kepada sekolah dan siswa mengenai kekuatan dan kelemahan mereka. Hasil AKM juga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan untuk memastikan bahwa siswa memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk memasuki dunia kerja.

Dengan fokus pada literasi membaca, matematika, dan sains, AKM dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara yang produktif dan berkontribusi pada pembangunan negara.

Hasil AKM untuk memantau kemajuan pendidikan.

Hasil AKM digunakan untuk memantau kemajuan pendidikan di Indonesia. Hasil AKM dapat menunjukkan:

  • Kesenjangan pendidikan antara daerah.

    Hasil AKM dapat menunjukkan kesenjangan pendidikan antara daerah maju dan daerah tertinggal. Misalnya, hasil AKM tahun 2019 menunjukkan bahwa siswa di daerah perkotaan memiliki nilai AKM yang lebih tinggi daripada siswa di daerah pedesaan.

  • Kesenjangan pendidikan antara sekolah.

    Hasil AKM juga dapat menunjukkan kesenjangan pendidikan antara sekolah. Misalnya, hasil AKM tahun 2019 menunjukkan bahwa siswa di sekolah negeri memiliki nilai AKM yang lebih tinggi daripada siswa di sekolah swasta.

  • Kesenjangan pendidikan antara kelompok siswa.

    Hasil AKM juga dapat menunjukkan kesenjangan pendidikan antara kelompok siswa. Misalnya, hasil AKM tahun 2019 menunjukkan bahwa siswa laki-laki memiliki nilai AKM yang lebih tinggi daripada siswa perempuan. Hasil AKM tahun 2019 juga menunjukkan bahwa siswa dari keluarga kaya memiliki nilai AKM yang lebih tinggi daripada siswa dari keluarga miskin.

  • Kemajuan pendidikan dari waktu ke waktu.

    Hasil AKM juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan pendidikan dari waktu ke waktu. Misalnya, hasil AKM tahun 2019 menunjukkan bahwa nilai AKM siswa Indonesia meningkat dibandingkan dengan nilai AKM siswa Indonesia pada tahun 2018.

Hasil AKM dapat digunakan oleh pemerintah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Umpan balik pada sekolah dan siswa.

Hasil AKM juga digunakan untuk memberikan umpan balik kepada sekolah dan siswa. Umpan balik ini dapat membantu sekolah dan siswa untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Umpan balik untuk sekolah

Hasil AKM dapat memberikan umpan balik kepada sekolah tentang kekuatan dan kelemahan sekolah dalam bidang literasi membaca, matematika, dan sains. Sekolah dapat menggunakan umpan balik ini untuk memperbaiki kurikulum, metode pembelajaran, dan penilaian siswa. Sekolah juga dapat menggunakan umpan balik ini untuk mengidentifikasi siswa yang membutuhkan dukungan tambahan.

Umpan balik untuk siswa

Hasil AKM juga dapat memberikan umpan balik kepada siswa tentang kekuatan dan kelemahan mereka dalam bidang literasi membaca, matematika, dan sains. Siswa dapat menggunakan umpan balik ini untuk memperbaiki strategi belajar mereka dan untuk fokus pada bidang-bidang yang perlu ditingkatkan. Siswa juga dapat menggunakan umpan balik ini untuk memilih jurusan kuliah atau bidang karier yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Dengan memberikan umpan balik kepada sekolah dan siswa, AKM dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa Indonesia.

Umpan balik dari AKM dapat digunakan oleh sekolah dan siswa untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian, AKM dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Perubahan AKM pada tahun 2021.

Pada tahun 2021, AKM mengalami beberapa perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:

1. AKM hanya diselenggarakan untuk siswa kelas 11 dan 12.

Pada tahun-tahun sebelumnya, AKM diselenggarakan untuk siswa kelas 3, 6, dan 9. Namun, pada tahun 2021, AKM hanya diselenggarakan untuk siswa kelas 11 dan 12. Perubahan ini dilakukan untuk mengurangi beban siswa dan untuk fokus pada siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja.

2. Jumlah soal yang diujikan lebih sedikit.

Pada tahun-tahun sebelumnya, AKM terdiri dari 150 soal. Namun, pada tahun 2021, jumlah soal yang diujikan dikurangi menjadi 130 soal. Perubahan ini dilakukan untuk mengurangi beban siswa dan untuk memberikan waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk mengerjakan soal-soal.

3. Waktu pengerjaan soal lebih lama.

Pada tahun-tahun sebelumnya, siswa diberikan waktu 120 menit untuk mengerjakan soal-soal AKM. Namun, pada tahun 2021, waktu pengerjaan soal ditambah menjadi 150 menit. Perubahan ini dilakukan untuk memberikan waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk mengerjakan soal-soal dengan cermat.

Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas AKM dan untuk mengurangi beban siswa. Dengan perubahan-perubahan tersebut, diharapkan AKM dapat menjadi penilaian yang lebih adil dan akurat untuk mengukur kompetensi siswa dalam literasi membaca, matematika, dan sains.

Hanya untuk siswa kelas 11 dan 12.

Pada tahun 2021, AKM hanya diselenggarakan untuk siswa kelas 11 dan 12. Perubahan ini dilakukan untuk mengurangi beban siswa dan untuk fokus pada siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja.

Mengapa AKM hanya diselenggarakan untuk siswa kelas 11 dan 12?

Ada beberapa alasan mengapa AKM hanya diselenggarakan untuk siswa kelas 11 dan 12. Pertama, siswa kelas 11 dan 12 sudah memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti AKM. Kedua, siswa kelas 11 dan 12 akan segera melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, hasil AKM dapat digunakan untuk membantu siswa memilih jurusan kuliah atau bidang karier yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Apa dampak perubahan ini terhadap siswa kelas 3, 6, dan 9?

Perubahan ini tidak berarti bahwa siswa kelas 3, 6, dan 9 tidak perlu lagi belajar literasi membaca, matematika, dan sains. Siswa kelas 3, 6, dan 9 tetap harus belajar ketiga bidang tersebut dengan baik. Namun, mereka tidak perlu mengikuti AKM. Sebagai gantinya, siswa kelas 3, 6, dan 9 akan mengikuti asesmen nasional yang dirancang khusus untuk mereka.

Dengan perubahan ini, diharapkan AKM dapat menjadi penilaian yang lebih adil dan akurat untuk mengukur kompetensi siswa dalam literasi membaca, matematika, dan sains. Selain itu, perubahan ini juga dapat mengurangi beban siswa dan memberikan waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk belajar.

Jumlah soal lebih sedikit.

Pada tahun 2021, jumlah soal AKM dikurangi dari 150 soal menjadi 130 soal. Perubahan ini dilakukan untuk mengurangi beban siswa dan untuk memberikan waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk mengerjakan soal-soal.

Mengapa jumlah soal AKM dikurangi?

Ada beberapa alasan mengapa jumlah soal AKM dikurangi. Pertama, AKM dirancang untuk mengukur kompetensi siswa dalam literasi membaca, matematika, dan sains secara mendalam. Oleh karena itu, jumlah soal yang sedikit tidak akan mengurangi kualitas AKM sebagai penilaian.

Kedua, pengurangan jumlah soal AKM diharapkan dapat mengurangi beban siswa. Siswa tidak perlu lagi mengerjakan soal-soal yang terlalu banyak dan sulit. Dengan demikian, siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan lebih tenang dan fokus.

Ketiga, pengurangan jumlah soal AKM diharapkan dapat memberikan waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk mengerjakan soal-soal dengan cermat. Siswa tidak perlu lagi terburu-buru dalam mengerjakan soal-soal. Dengan demikian, siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan lebih teliti dan akurat.

Dengan perubahan ini, diharapkan AKM dapat menjadi penilaian yang lebih adil dan akurat untuk mengukur kompetensi siswa dalam literasi membaca, matematika, dan sains. Selain itu, perubahan ini juga dapat mengurangi beban siswa dan memberikan waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk belajar.

Waktu pengerjaan lebih lama.

Pada tahun 2021, waktu pengerjaan soal AKM ditambah dari 120 menit menjadi 150 menit. Perubahan ini dilakukan untuk memberikan waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk mengerjakan soal-soal dengan cermat.

  • Siswa memiliki lebih banyak waktu untuk membaca dan memahami soal-soal.

    Dengan waktu pengerjaan yang lebih lama, siswa memiliki lebih banyak waktu untuk membaca dan memahami soal-soal dengan cermat. Hal ini dapat membantu siswa untuk menghindari kesalahan dalam menjawab soal.

  • Siswa memiliki lebih banyak waktu untuk berpikir dan menjawab soal-soal.

    Dengan waktu pengerjaan yang lebih lama, siswa memiliki lebih banyak waktu untuk berpikir dan menjawab soal-soal dengan matang. Hal ini dapat membantu siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi.

  • Siswa tidak perlu terburu-buru dalam mengerjakan soal-soal.

    Dengan waktu pengerjaan yang lebih lama, siswa tidak perlu terburu-buru dalam mengerjakan soal-soal. Hal ini dapat membantu siswa untuk mengerjakan soal-soal dengan lebih tenang dan fokus.

  • Siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan lebih teliti dan akurat.

    Dengan waktu pengerjaan yang lebih lama, siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan lebih teliti dan akurat. Hal ini dapat membantu siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi.

Dengan perubahan ini, diharapkan AKM dapat menjadi penilaian yang lebih adil dan akurat untuk mengukur kompetensi siswa dalam literasi membaca, matematika, dan sains. Selain itu, perubahan ini juga dapat mengurangi beban siswa dan memberikan waktu yang lebih banyak bagi siswa untuk belajar.

FAQ

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan umum tentang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran):

Pertanyaan 1: Apa itu RPP?
RPP adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. RPP memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian pembelajaran.

Pertanyaan 2: Siapa yang harus membuat RPP?
RPP harus dibuat oleh guru yang bersangkutan. Guru harus menyusun RPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan karakteristik siswa di kelasnya.

Pertanyaan 3: Kapan RPP harus dibuat?
RPP harus dibuat sebelum guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP dapat dibuat secara harian, mingguan, atau semesteran.

Pertanyaan 4: Apa saja komponen RPP?
Komponen RPP meliputi:

Tujuan pembelajaran
Materi pembelajaran
Metode pembelajaran
Sumber belajar
Penilaian pembelajaran

Pertanyaan 5: Bagaimana cara membuat RPP?
Untuk membuat RPP, guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

Menetapkan tujuan pembelajaran
Menentukan materi pembelajaran
Memilih metode pembelajaran
Menyiapkan sumber belajar
Menyusun penilaian pembelajaran

Pertanyaan 6: Apa manfaat RPP?
RPP memiliki beberapa manfaat, antara lain:

Membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dan terarah
Membantu siswa dalam memahami tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran
Membantu orang tua dalam memantau kegiatan pembelajaran anaknya

Pertanyaan 7: Bagaimana cara mengevaluasi RPP?
RPP dapat dievaluasi dengan cara:

Membandingkan RPP dengan kurikulum yang berlaku
Meminta masukan dari siswa dan orang tua
Melakukan refleksi diri terhadap pelaksanaan RPP

Demikian beberapa pertanyaan umum tentang RPP. Semoga bermanfaat.

Selain memahami tentang RPP, guru juga perlu mengetahui tentang tips-tips dalam membuat RPP yang efektif. Tips-tips tersebut akan dibahas pada bagian berikutnya.

Tips

Berikut ini adalah beberapa tips dalam membuat RPP yang efektif:

1. Sesuaikan RPP dengan kurikulum dan karakteristik siswa.
RPP harus disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan karakteristik siswa di kelas. Dengan demikian, RPP akan lebih relevan dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur.
Tujuan pembelajaran harus jelas dan terukur agar dapat dievaluasi dengan baik. Tujuan pembelajaran juga harus menantang tetapi tetap dapat dicapai oleh siswa.

3. Pilih metode pembelajaran yang tepat.
Metode pembelajaran harus dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Metode pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah dan efektif.

4. Siapkan sumber belajar yang lengkap dan relevan.
Sumber belajar harus lengkap dan relevan dengan materi pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa buku teks, modul, lembar kerja, gambar, video, dan sebagainya.

5. Susun penilaian pembelajaran yang komprehensif.
Penilaian pembelajaran harus komprehensif dan mencakup semua aspek tujuan pembelajaran. Penilaian pembelajaran dapat berupa tes tertulis, tes lisan, tugas, proyek, dan sebagainya.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, guru dapat membuat RPP yang efektif dan berkualitas. RPP yang efektif akan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dan terarah, serta membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Demikian beberapa tips dalam membuat RPP yang efektif. Dengan menerapkan tips-tips tersebut, guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya.

Conclusion

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) merupakan rencana yang dibuat oleh guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. RPP memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian pembelajaran.

RPP memiliki beberapa manfaat, antara lain:

Membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dan terarah
Membantu siswa dalam memahami tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran
Membantu orang tua dalam memantau kegiatan pembelajaran anaknya

Dalam membuat RPP, guru perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain:

Menyesuaikan RPP dengan kurikulum dan karakteristik siswa
Menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur
Memilih metode pembelajaran yang tepat
Menyiapkan sumber belajar yang lengkap dan relevan
Menyusun penilaian pembelajaran yang komprehensif

Dengan mengikuti tips-tips dalam membuat RPP yang efektif, guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya.

Demikian pembahasan tentang RPP. Semoga bermanfaat bagi para guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan berkualitas.

Images References :

Check Also

cp tp atp kurikulum merdeka seni budaya smp

CP, TP, ATP dalam Kurikulum Merdeka Seni Budaya SMP

Kurikulum Merdeka Seni Budaya SMP merupakan kurikulum terbaru yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Kurikulum ... Read more

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *