Masih hangat dalam ingatan publik momen Idul Adha 1445 H di mana Hasyim Asy’ari, kala itu masih menjabat Ketua KPU RI, dipercaya sebagai khatib di Lapangan Pancasila, Semarang. Tepat tiga minggu setelahnya, Hasyim dipecat oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) atas dugaan tindakan asusila.
Pemecatan Hasyim Asy’ari ini sontak menjadi sorotan publik. Pasalnya, di tengah khotbahnya tentang pengorbanan di Idul Adha, ia justru terjerat kasus yang bertolak belakang dengan nilai-nilai moral yang disampaikannya.
Kronologi Kasus
Dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Hasyim Asy’ari mencuat pada Februari 2024. Seorang perempuan berinisial CAT melaporkan Hasyim ke DKPP atas dugaan pelecehan yang dialaminya di Belanda pada November 2023.
CAT, yang merupakan anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Den Haag, Belanda, mengaku dilecehkan oleh Hasyim Asy’ari di sebuah hotel. Laporannya ke KPU tak direspon memuaskan, mendorongnya melapor ke DKPP.
Setelah melalui proses persidangan, DKPP akhirnya memutuskan untuk memecat Hasyim Asy’ari dari jabatannya sebagai Ketua KPU pada 3 Juli 2024.
Dampak Pemecatan
Pemecatan Hasyim Asy’ari tentu berdampak pada penyelenggaraan Pemilu 2024. DKPP telah meminta KPU untuk segera menunjuk pengganti Hasyim agar tidak mengganggu tahapan penyelenggaraan pemilu.
Masyarakat pun berharap dengan pemecatan ini, KPU dapat menjadi lembaga yang lebih berintegritas dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi para pejabat publik untuk selalu menjaga moralitas dan integritas dalam menjalankan tugasnya. Pelecehan seksual tidak dapat ditoleransi dan korban harus berani melapor agar mendapatkan keadilan.
