Nama CAT, seorang perempuan berinisial, kini menjadi sorotan publik. Keberaniannya melaporkan tindakan asusila Ketua KPU Hasyim Asy’ari ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) berbuah manis. DKPP menjatuhkan sanksi tegas berupa pemecatan kepada Hasyim Asy’ari pada Rabu (3/7/2024).
CAT, yang merupakan anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Den Haag, Belanda, mengaku mengalami pelecehan seksual oleh Hasyim Asy’ari pada November 2023. Peristiwa pahit itu terjadi di sela-sela acara pelatihan penyelenggara pemilu di Belanda.
Awalnya, CAT melapor ke KPU, namun ia merasa laporannya tidak ditanggapi dengan serius. Tak patah semangat, CAT kemudian membawa kasusnya ke DKPP.
Di DKPP, CAT berani menceritakan kronologi kejadian asusila yang dialaminya. Ia juga menunjukkan bukti-bukti, seperti pesan singkat dan rekaman suara, yang menguatkan laporannya.
Berkat kegigihan CAT, DKPP akhirnya mengabulkan laporannya dan memecat Hasyim Asy’ari dari jabatannya sebagai Ketua KPU. Keputusan ini menjadi bukti bahwa suara perempuan didengar dan keadilan ditegakkan.
Sosok Pahlawan
CAT kini menjadi pahlawan bagi banyak orang. Ia telah menunjukkan keberaniannya dalam melawan pelecehan seksual, meskipun dilakukan oleh orang yang memiliki jabatan tinggi.
Kisah CAT menjadi inspirasi bagi para perempuan lainnya untuk berani melawan ketidakadilan dan memperjuangkan hak-hak mereka. Ia menunjukkan bahwa dengan keberanian dan kegigihan, suara perempuan dapat didengar dan perubahan dapat terjadi.
Penutup
Pemecatan Hasyim Asy’ari merupakan langkah penting dalam membersihkan KPU dari oknum yang tidak bermoral. Diharapkan dengan kejadian ini, KPU dapat menjadi lembaga yang lebih berintegritas dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Kasus CAT juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pelecehan seksual tidak dapat ditoleransi. Kita harus berani melawan dan membantu para korban untuk mendapatkan keadilan.
